Membatik dengan rumus metematika
Corak batik kotemporer
Berwisata ke kota solo belum
lengkap rasanya kalau tidak membawa oleh-oleh yang menjadi khas kotanya.
Diantaranya yang paling menarik yakni batik. Beragam motif batik yang awalnya
hanya digunakan dilingkungan keraton saja. Kini dari berbagai lapisan masyarakat
sudah menggunakan batik.Dari yang tingkat klewer sampai tingkat butik seperti
danarhadi.
Sehubungan
dengan pertumbuhannya, batik solo tergolong jenis batik keraton yakni batik
yang tumbuh didaerah keraton. Sampai saat ini pengerajin batik solo tumbuh
berkembang pesat dilingkungan sekitar keraton, seperti pasar klewer, kampung
batik kauman dan laweyan.
Bahkan
baru-baru ini untuk membantu para pengerajin batik PT. Telkon Indonesia
bekerjasama dengan Intel Indonesia Corp. belum lama ini mengajak para
pengerajin batik di Solo untuk menggunakan software batik yang dinamakan
j-Batik. Penggunaan software ini diharapkan bisa membantu para pelaku industri
batik dalam menghadapi persaingan usaha terutama dalam persaingan usaha di tingkat Dunia.
Melalui berita yang dirilis koran lokal solopos, event ini ini sengaja diadakan untuk mengangkat salah satu potensi industri di kota solo sekaligus untuk menambah pengetahuan ilmu digital dimasyarakat serta menjelaskan bahwa j-Batik bisa memudahkan pembuat design batik, untuk mengasilkan karya design batik yang baru dan sesuai dengan selera pasar.
Selama ini meski punya keunikan tersendiri namun ada beberapoa motif batik Indonesia yang kurang begitu diminati oleh pasar luar negeri, meski untuk pasar dalam negeri peminatnya cukup banyak.
Dengan menggunakan j-Batik, akan muncul yang namanya batik fractal, yakni design batik yang membentuk design, warna serta corak maupun ornamennya yang dibuat berdasarkan rumus matematika yang semua prosesnya menggunakan teknologi digital atau komputer. sehingga selain bisa didapat pilihan design yang sangat beragam, waktu yang digunakan untuk membuat design juga relatif singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar