Senin, 10 Desember 2012

Indigofera Sebagai Pewarna Alami Batik


Tanaman Nila (Indigofera L) adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk jenis tanaman perkebunan dari kelompok tanaman semusim.  Termasuk Marga Indigofera (tanaman nila) yang besar (kira-kira 700 jenis) tersebar di seluruh wilayah tropika dan subtropika di Asia, Afrika dan Amerika sebagian besar jenisnya tumbuh di Afrika dan Himalaya bagian selatan. Kira-kira 40 jenis asli Asia Tengara, dan banyak jenis lainnya telah perkenalkan di wilayah ini. 
Tanaman Indigofera atau dikenal dengan tanum, nila atau indigo merupakan salah satu tanaman yang dinilai sebagai tanaman yang prospektif bisa meningkatkan  kualitas batik. selain bagus tanaman ini juga ramah lingkungan. Hal ini dikemukakan dalam workshop dan pameran yang diselengarakan  di daerah istimewa Yogyakarta. menurut salah satu peneliti UGM penggunaan tanaman indigofera sebagai pewarna alami bisa menjadi alternatif  penganti pewarna sintesis, yang limbahnya juga berbahaya berbahaya bagi lingkungan.
Seiring kesadaran masyarakat akan lingkungan, prospek indigofera dinilai sangat mengiurkan.
Menurut salah satu dosen UGM pula " Melalui tehnik modern tanaman ini bisa diolah menjadi serbuk yang kemudian disebut Gadjah mada Blue Natural Dye (Gama Blue ND). Selain lebih praktis, warna yang dihasilkan juga jauh lebih bagus dibanding dengan yang diolah secara tradisional. Bahkan peminatnya bukan hanya pasar lokal saja, namun luar negeri juga menggunakannya seperti Jepang dan Korea.

Senin, 07 Mei 2012

Batik Dilihat dari Segi Cara Pembuatannya


Memiliki batik bukan berarti hanya sekadar punya, tapi juga mengenal. Bisa dimulai dengan mengetahui, mengidentifikasi, mencari tahu asal-usulnya, sebagaimana mengenali pasangan kita.
Mari kita berkenalan dengan tiga jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yakni batik tulis, cap dan print. Bagaimana mengenali perbedaan antara tiga jenisbatik????

BATIK TULIS
Tidak banyak yang tahu, kapan tepatnya teknik merintang warna diatas kain dengan menggunakan malam yang kemudian disebut batik pertama kali masuk ke Indonesia. Konon, teknik ini dibawa oleh anak buah kapal Laksamana Ceng Ho yang bernama Binang Oen. Namun, menurut Robyn Maxwell dalam bukunya “Textiles Of South East Asia: Trdition, Trade And Transformation”, batik mungkin baru berkembang di abad ke XVII.
Semua punya teorinya sendiri. Batik tulis disebut “batik tulis” karena perintang warnanya dibubuhkan dengan cara seperti menulis dengan menggunakan alat bernama canting.

Ciri-ciri:
1) Tidak ada satu pun batik tulis yang kembar, semua dibuat hanya satu setiap lembar. Motif biasanya lebih rumit.
2) Karena dibuat dengan tangan, tidak ada satu pun yang motifnya sempurna. Justru ketidaksempurnaan inilah yang membuat batik tulis sangat manusiawi.
3) Bolak-balik, warna dan motifnya sama. Hal ini dikarenakan, setelah bagian depannya dicanting, bagian baliknya kemudian harus dicanting lagi.
4) Memiliki ukuran yang tidak biasa misalnya 2 x 1,25 meter persegi.
5) Kalau batik kuno, biasanya ada inisial tulisan tangan nama pembatik di ujung kain.

BATIK CAP
Batik cap mulai berkembang di Indonesia setelah meningkatnya permintaan terhadap kain batik di pertengahan abad XIX. Pada saat itu produsen batik mulai mencari cara untuk bisa memproduksi batik dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat.
Dari sini kemudian dibuatlah lempengan besi dengan motif batik untuk membubuhkan malam pada permukaan kain mori. Lempengan besi ini kemudian berfungsi seperti “stempel” yang dicapkan ke atas kain. Sehingga batiknya kemudian disebut sebagai batik cap.

Ciri-ciri:
1) Motifnya cenderung berulang, tidak banyak detail.
2) Bolak-balik warnanya tidak sama, bagian belakang cenderung memiliki warna yang lebih redup atau tipis.
3) Karena sudah masuk produksi masal, kualitas bahan umumnya tidak terlalu baik.
 
4) Dijual per lembar dengan ukuran standart kain potong.
5) Karena kain mori, biasanya tidak melalui proses perebusan berhari-hari seperti batik tulis.
           
 
BATIK PRINT
Atau yang bisa juga disebut sebagai kain tekstil bermotif batik. Muncul di Indonesia tahun 1970-an seiring penetapan batik sebagai pakaian nasional.
Kain tekstil bermotif batik ini awalnya diproduksi oleh industri tekstil lokal, namun karena permintaan yang semakin banyak akhirnya batik print ini juga diproduksi oleh pabrik luar negeri — inilah yang kemudian dikhawatirkan akan mematikan industri kerajinan batik lokal.

Ciri-ciri:
1) Motifnya sangat detail dan rapi, sangat rapi bahkan.
2) Warnanya cerah dan sangat menarik.
3) Bagian belakang berwarna putih, dengan sedikit tembusan-tembusan warna dari bagian mukanya.
4) Harganya sangat murah.
5) Biasanya dijual meteran.





Rabu, 28 Maret 2012

Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya.
Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang dijual oleh pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya.



Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo. Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran Diponegoro tahun 1825.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakarta, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan batik jogja.

Sabtu, 17 Maret 2012

Menjelang Piala Dunia Batik Bola Mewabah


Menjelang piala dunia yang akan dimulai tahun 2014, badan sepak bola dunia atau FIFA bekerjasama dengan brasil akan memastikan piala dunia nanti akan meriah.  Seperti itu pula yang dilakukan para penggemar piala dunia, mereka sudah mulai menyambut ajang bergengsi yang dilakukan empat tahun sekali itu dengan beramai-ramai menggunakan pernak-pernik club kesayangan mereka. Bersamaan dengan itu para pengerajin di kota solo membuat inovasi  berupa batik yang bernuansa batik bola.

 Ternyata upaya tersebut  disambut baik masyarakat, para selebritis pun mulai menggunakan batik bola dibeberapa kesempatan hingga  batik bola jadi idola. Para pengrajin batik berlomba-lomba dalam berinovasi agar baik bolanya diminat. Semoga dengan banyaknya batik bola diminati, semangat untuk mengangkat batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia juga semakin berkembang baik di Indonesia sendiri maupun di dunia.

Sabtu, 10 Maret 2012

Jenis Corak Batik Berdasarkan Asalnya

Batik Hokokai
Kata Hokokai berasal dari bahasa Jepang. Motif Hokokai didisain ketika Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1940-an. Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
Kawung
Motif Kawung berpola bulatan mirip buah Kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen. Sedangkan kawung yang bentuknya bulat-lonjong lebih besar daripada Kawung Bribil disebut Kawung Sen.
Setelah Perang Dunia II usai, Jepang takluk dan angkat kaki dari Indonesia, batik sebagai industri mengalami masa surut. Namun, motif-motif batik terus berkembang, mengikuti suasana. Ketika itu juga muncul istilah seperti batik nasional dan batik Jawa baru. Batik Jawa baru bisa disebut sebagai evolusi dari batik Hokokai. Pada tahun 1950-an batik yang dihasilkan masih menunjukkan pengaruh batik Hokokai yaitu dalam pemilihan motif, tetapi isen-isen-nya tidak serapat batik Hokokai.
Batik Pekalongan
a





Batik Tiga Negeri






Sarong Van Zuylen






Dewa-dewa






Eliza Woman Sarong






Garuda

Batik Cirebon





Batik Kompeni






Batik Mega mendung


Batik Solo





Solo pattern






Batik Tulis Tiga Negri

Batik Yogyakarta





Parang Barong






Parang Curiga






Parang Rusak

Selasa, 06 Maret 2012

Membatik dengan Teknologi


 Membatik dengan rumus metematika
Corak batik kotemporer
Berwisata ke kota solo belum lengkap rasanya kalau tidak membawa oleh-oleh yang menjadi khas kotanya. Diantaranya yang paling menarik yakni batik. Beragam motif batik yang awalnya hanya digunakan dilingkungan keraton saja. Kini dari berbagai lapisan masyarakat sudah menggunakan batik.Dari yang tingkat klewer sampai tingkat butik seperti danarhadi.
Sehubungan dengan pertumbuhannya, batik solo tergolong jenis batik keraton yakni batik yang tumbuh didaerah keraton. Sampai saat ini pengerajin batik solo tumbuh berkembang pesat dilingkungan sekitar keraton, seperti pasar klewer, kampung batik kauman dan laweyan.
Bahkan baru-baru ini untuk membantu para pengerajin batik PT. Telkon Indonesia bekerjasama dengan Intel Indonesia Corp. belum lama ini mengajak para pengerajin batik di Solo untuk menggunakan software batik yang dinamakan j-Batik. Penggunaan software ini diharapkan bisa membantu para pelaku industri batik dalam menghadapi persaingan usaha terutama dalam persaingan usaha di tingkat Dunia.
Melalui berita yang dirilis koran lokal solopos, event ini ini sengaja diadakan untuk mengangkat salah satu potensi industri di kota solo sekaligus untuk menambah pengetahuan ilmu digital dimasyarakat serta menjelaskan bahwa j-Batik bisa memudahkan pembuat design batik, untuk mengasilkan karya design batik yang baru dan sesuai dengan selera pasar.
Selama ini meski punya keunikan tersendiri namun ada beberapoa motif batik Indonesia yang kurang begitu diminati oleh pasar luar negeri, meski untuk pasar dalam negeri peminatnya cukup banyak.
Dengan menggunakan j-Batik, akan muncul yang namanya batik fractal, yakni design batik yang membentuk design, warna serta corak maupun ornamennya yang dibuat berdasarkan rumus matematika yang semua prosesnya menggunakan teknologi digital atau komputer. sehingga selain bisa didapat pilihan design yang sangat beragam, waktu yang digunakan untuk membuat design juga relatif singkat.

Jumat, 02 Maret 2012

Solo Batik Carnival

Solo BatikCarnival (SBC)  adalah karnaval yang mengambil tema batik. Untuk itu bahan yang digunakan para peserta semuanya juga batik.Tahun 2008 dan 2009 acara ini mampu menyedot perhatian ratusan ribu orang. SBC digelar untuk mengangkat citra batik dan Solo sebagai kota batik. Ratusan model akan memperagakan busana batik, kreasi mandiri peserta karnaval dalam tampilan dan desain yang makin atraktif, memikat dan berani.
Solo Batik Carnival (SBC) 2010 akan diselenggarakan untuk mengangkat kota solo sebaai kota batik. Tema yang diambil terinspirasi dari lingkungan hidup sekaligus memberikan pembelajaran akan kepedulian terhadap alam dan menciptakan sebuah carnival yang ramah lingkungan.
Tema :Flora (menggambarkan keindahan tumbuh-tumbuhan dan warna-warni bunga yang menghiasi alam),Fauna (menggambarkan keindahan dari binatang yang berlarian, berterbangan dan menari dengan warna warna yang indah yang menghiasi alam),Anak Anak (untuk kostum anak-anak akan lebih berwarna dan imajinatif karena semua keindahan alam raya akan tergabung dan menjadi kesatuan yang sangat indah).
Melalui bentuk karnaval budaya tentang ekologi lingkungan yang terdiri dari berbagai komunitas yang saling mempengaruhi diantaranya tanah, hutan, sawah, air dan satwa kehidupan dan lain-lain diharapkannya masyarakat mau mengerti akan pentingnya masalah tersebut. Melaui ini pula diharapkan masyarakat menjaga pentingnya keharmonisan lingkungan di kota Solo dalam kesatuan ekosistem untuk menciptakan Solo Hijau, Bersih, Sejahtera, kata Bambang. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat yang menyaksikan Solo Carnavalini mau belajar memperhatikan lingkungan hidup, dengan tidak menginjak-injak tanaman bunga yang ada di kiri kanan jalan dan tidakmembuang sampah di sembarang tempat.
Untuk selanjutnya diikuti kelompok ekologi taman yang terdiri dari kelompok musik kentongan 100 orang, peraga taman bunga 100 orang, petani perempuan 100 orang, petani membawa cangkul 50 orang, penari kukilo 50 orang, peraga kuda, sapi dan kerbau 30 orang, peraga memedi sawah 100 orang, petani membawa pecut 100 orang dan kelompok wayang padi 100 orang. 
Kelompok ekologi hutan terdiri dari kelompok musik kentongan 100 orang, satwa 50 orang, penari merak lima orang, penari kidang 30 orang, penari wanoro 50 orang, kelompok pembawa maket gunung, kelompok manusia pohon 50 orang dan penari jatayu 50 orang. Dalam kegiatan ini juga melibatkan berbagai kesenian kas daerah yang berasal dari daerah sekitarnya seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Kabupaten Klaten. 

Minggu, 26 Februari 2012

Kain Besurek, Kain Batik Antik Khas Bengkulu

Jalan-jalan ke Kota Bengkulu tidak lengkap tanpa mencari kerajinan khas Bengkulu. Salah satunya adalah kain batik Bengkulu, yakni kain besurek. Toko-toko di kawasan Anggut dan Penurunan di Kota Bengkulu banyak memajang kain besurek. Di kawasan ini juga banyak dijual berbagai cenderamata dan kain tradisional khas Bengkulu.
Akan tetapi, tidak setiap toko menjual besurek asli atau yang dilukis dengan tangan. Sebagian menjual batik printing motif besurek. Pembuatan kain besurek dikerjakan di rumah-rumah penduduk. Namun, akibat sepinya permintaan, kegiatan membatik pun kini sudah semakin jarang dilakukan.
Kain besurek sekarang sudah berbeda dengan kain besurek asli seperti yang dibuat ratusan tahun lalu. Para perajin sudah memadukan besurek yang aslinya hanya bermotif huruf arab dicampur dengan motif bunga Raflesia Arnoldy, bunga khas Bengkulu.
Hal itu dilakukan untuk lebih memasyarakatkan kain besurek. Selain itu, dengan mendobrak tradisi lama diharapkan hasil kerajinan rakyat ini menjadi semakin populer dan dipakai tidak hanya untuk keperluan adat.
Huruf arab yang terbentuk sebenarnya juga tidak bisa dibaca. Menurut Sari Bulan, pemilik Sanggar Batik Sari Bulan, sebenarnya motif yang dia buat tidak ada maknanya dan tidak bisa dibaca. “Hanya bentuk coretan-coretan yang sengaja dimirip-miripkan dengan huruf Arab,” kata Sari.
Motif kain khas Bengkulu ini merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi dengan Cirebon. Adopsi ini akhirnya membentuk sebuah desain batik khas Bengkulu.
Besurek dalam bahasa Indonesia artinya bersurat. Menurut Herwansyah, perajin kain besurek dan pemilik Bunian Art Shop, disebut besurek atau bersurat karena kain ini bertuliskan huruf-huruf Arab.
Di beberapa kain, terutama untuk upacara adat, kain ini memang bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Tetapi, sebagian besar hanya berupa hiasan mirip huruf Arab.
Motif ini sangat sakral, terutama pada pemakaian kain upacara adat pengantin dan untuk menutupi mayat. Kain jenis ini biasanya berbentuk kerudung wanita calon pengantin yang digunakan untuk upacara ziarah ke makam para leluhur. Upacara ini sangat sakral sehingga penggunaan kain jenis ini tidak boleh sembarangan.
Juga masih ada kain untuk kamar pengantin dan syukuran kelahiran bayi. Selain itu, kain besurek ukuran kecil juga digunakan sebagai ikat kepala laki-laki dalam pakaian adat Bengkulu yang disebut detar.
Saat ini, setiap perajin rata-rata mempunyai empat sampai 10 orang karyawan. Mereka dibayar berdasarkan kain yang mereka hasilkan. Selain itu, jika ada pesanan dalam jumlah besar, perajin memberi order kepada penduduk untuk dikerjakan di rumah masing-masing.
Herwansyah mengatakan, setiap perajin mendapat sekitar Rp 45.000 dari satu lembar kain besurek yang mereka hasilkan. Upah ini untuk batikan yang masih kasar, sedangkan untuk finishing dikerjakan oleh seorang pembatik yang sudah senior dan ahli.
Seorang perajin yang membuat kain besurek berukuran kecil, yang biasanya dipakai untuk detar, mereka mendapat Rp 15.000. Peralatan, bahan baku seperti kain dan bahan kimia, disediakan oleh para perajin.
Seperti juga batik lain di Jawa, para perajin juga mengerjakan batik dengan peralatan sederhana. Mereka biasanya menggunakan satu meja kecil, panci tempat malam (lilin batik), kompor kecil, dan canting.
Sebelum dibatik, pada kain katun atau kain sutra digambar pola besurek. Setelah itu pengerjaan membatik dimulai. Setiap potong kain besurek berukuran 2,25 meter kali satu meter dikerjakan tiga atau empat hari. Lama waktu yang dibutuhkan juga tergantung pada kerumitan pola yang digambar.
Untuk mempercepat proses pengerjaan kain besurek, saat ini para perajin sudah mulai mencampur teknik pengerjaan. Jika dulu murni sebagai batik tulis, kini beberapa perajin sudah mengombinasikannya dengan cap. “Tetapi, sebagian gambar tetap dilukis dengan tangan,” kata Sari.
Harga kain besurek beragam, tergantung kualitas pengerjaan, kerumitan pola, dan kualitas bahan. Kain besurek dari bahan kain sutra harganya antara Rp 180.000 hingga Rp 215.000 per lembar. Semakin rumit, semakin mahal harganya.
Sedangkan kain besurek dari bahan katun harganya cukup murah, antara Rp 50.000 hingga Rp 90.000 per lembar. Menurut Ely, keuntungan dari setiap lembar kain berkisar antara 20 persen dan 30 persen dari harga jual. Namun, kain besurek tua yang sudah sangat jarang ditemui, harganya cukup mahal.
Sepotong kain besurek berusia 75 tahun yang dimiliki oleh Bunian Art Shop, misalnya, dihargai Rp 3 juta.
Usaha untuk melestarikan kain besurek saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Menurut sejumlah perajin tradisional kain besurek, mereka saat ini sudah mulai terdesak oleh batik cetak yang memakai motif kain besurek. Padahal, pemda setempat sudah mewajibkan murid–murid sekolah pada hari tertentu untuk berseragam kain besurek. Bahkan, kurikulum di sekolah untuk muatan lokal adalah kerajinan batik kain besurek.
Proyek seragam dinas pegawai pemerintah daerah dan seragam murid sekolah ini sedikit pun tidak menguntungkan para perajin. “Sudah ada yang menangani, kami tidak dapat apa-apa,” kata Sari.
Menurut Sekretaris Koperasi Perajin Kain Besurek (Kopinkra) Bengkulu Ely Sumiyati anggota Kopinkra yang tersebar di Kota Bengkulu saat ini hanya tinggal sekitar 10 perajin. Kondisi mereka juga sudah mulai kembang kempis akibat tidak mampu bersaing dengan batik printing. Sebelumnya, anggota Kopinkra Kota Bengkulu tercatat 22 perajin.
“Mereka kalah bersaing dengan batik printing motif besurek yang marak dua tahun terakhir ini. Sejak maraknya batik printing motif besurek, banyak anggota kami yang bangkrut,” kata Ely yang pemilik sanggar kerajinan kain besurek Gading Cempaka.
Ely yang juga pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bengkulu ini mengakui, kesulitan lainnya adalah masalah permodalan dan pemasaran. Perajin tidak bisa bertahan karena mereka sangat tergantung dengan pesanan.
Jika tidak ada pesanan, stok kain mereka tidak terjual dalam waktu yang cukup lama hingga mereka tidak mampu membeli bahan untuk membatik lagi. Akibatnya, kelestarian kerajinan ini terancam karena para perajin sudah mulai kehilangan semangat.
Berbagai kesulitan itulah yang membuat semangat para perajin goyah. “Saya ini sudah setengah hati menjadi perajin. Kalau ada usaha lain, pasti usaha ini sudah saya tinggalkan,” ujar Sari Bulan (47) yang sudah menjadi perajin kain besurek selama 12 tahun ini.
 Sumber : Kompas Cetak

Jumat, 24 Februari 2012

Macam-macam Batik dan Cara Pembuatannya

Batik adalah salah satu budaya bangsa Indonesia, karena sejak zaman nenek moyang dulu kita sudah bisa mengenal apa itu batik. hal ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai macam motif batik pada keramik dan lain sebagainya. Indonesia kaya akan berbagai macam-macam batik dengan teknik dan ragam hias yang beraneka ragam.

Macam-macam Batik

Jika dilihat dari ornamennya, batik daerah di Indonesia banyak yang bersumber dari ragam hias zaman prasejarah seperti motif geometris dan perlambangan. Macam-macam batik bisa dilihat dari motif yang dipakai. seperti halnya budaya, ragam hias pada batik pun mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungannya.

Adapun motif-motif batik bisa dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Motif Geometris dengan pola hias tumpal, meander dan pola pilin.
2. Motif flora, seperti dedaunan, tumbuhan menjalar dan lain sebagainya.
3. Motif fauna seperti kupu-kupu, burung dan lain sebagainya.
4. motif benda alam seperti bebatuan, awan dan lain sebagainya.

Sehubungan dengan itu ragam batik bisa dikelompokan menjadi 2 kelompok, yang Pertama, Batik Keraton, yaitu batik yang tumbuh didaerah lingkungan istana, khususnya Jawa Tengah, Cirebonan seperti batik solo, batik jogja dan batik cirebon. Motif yang dihasilkan berdasarkan berdasarkan filsafat kebudayaan yang mengacu pada nilai spiritual. Kedua batik pesisir yaitu batik yang tumbuh diluar batiik keraton dan mengalami perubahan yang berbeda dengan batik keraton.

Teknik Pembuatan Batik

Batik merupakan teknik rekalatar, yang pengerjaannya menggunakan semacam lilin yang disebut malam. Ada 3 macam teknik pembuatan Batik :

1. Batik Tulis
Cara pembuatan batik dengan melukiskan sebuah pola pada kain dengan menggunakan tangan, alat-alat yang diperlukan antara lain :
  • Canting, fungsinya sebagai pena yang terbuat dari tembaga dengan menggunakan malam.
  • Gawangan, berfungsi untuk membentangkan batik yang akan dilukis
  • Wajan, kauli yang terbuat dari tanah liat atau logam untuk mencairkan malam.
  • Anglo, perapian dari tanah liat, api dinyalakan dengan menggunakan arang.
  • Tipas/ Tepas, gunanya untuk membesarkan api
2. Batik Cap
Batik cap adalah motif kain batik yang dihasilkan dari proses pencelupan semacam alat yang dibuat dari tembaga yang sudah dibentuk sedemikian rupa pada kain. dalam proses ini yang perlu diperhatikan adalah sambungan pada tiap sisinya, hingga nantinya motif tidak terlihat terkotak-kotak.

3. Batik Printing
Teknik pembuatan batik yang prosesnya sama dengan pembuatan kain textil pada umumnya, yang membedakan yakni motifnya.


Selasa, 21 Februari 2012

Ternyata Amerika Juga Punya Batik Lho..

KBRI Washington didukung pusat perbelanjaan Grand Indonesia dan Museum Tekstil Indonesia mengadakan American Batik Exhibition yang akan berlangsung dari 22 Februari hingga 4 Maret di Grand Indonesia. Acara tersebut juga akan dilaksanakan di Museum Tekstil Indonesia dari 6 hingga 31 Maret. Selain di kedua tempat tersebut, American Batik Exhibition sendiri sudah diselenggarakan di JCC (Adiwastra Nusantara) pada 15-19 Februari 2012 lalu.

Acara yang diprakarsai KBRI Washington ini menampilkan sembilan karya batik Tanah Air yang didesain warga Amerika. Batik-batik ini didesain dengan sentuhan pesan, variasi dan interpretasi serta gaya Amerika.
Menurut duta besar RI untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya yang harmonis antara kedua bangsa. "Orang selama ini terfokus pada hubungan yang bersifat power seperti politik, hankam dan militer antar kedua bangsa. Padahal dalam bidang kebudayaan, kita juga banyak bekerjasama," ungkapnya.

Tiga pemenang kompetisi batik yang datang langsung dari Amerika Serikat hadir dalam acara tersebut. Mereka adalah Elizabeth Urabe, Kelly Cobb dan Joanne Gigliotti. Batik hasil karya ketiganya juga dipamerkan. Ketiganya mengaku sangat mengagumi batik dan keberagaman motifnya. Hal itu membuat mereka memberanikan diri untuk mengikuti American Batik Design Competition.

Kompetisi ini dilaksanakan dengan menyadari keberadaan batik sebagai warisan seni budaya Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Dengan telah diakuinya batik oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan bendawi sejak Oktober 2009, tantangan dan bentuk pelestarian batik adalah bagaimana mempromosikannya sebagai budaya Indonesia dan mampu berakulturasi dengan budaya bangsa lain. "Orang-orang asing terutama Amerika Serikat menaruh minat besar terhadap batik," ujar Dino.

Tujuan KBRI Washington sendiri untuk melaksanakan American Batik Design Competition tersebut adalah sebagai pilot project. "Kami ingin menduniakan dan mempromosikan batik. Hal ini juga membuka kesempatan bagi fashion designer asing terutama Amerika Serikat untuk dapat merancang batik," ungkap Dino. Hal ini mencerminkan keberadaan batik sudah menjadi kekuatan budaya global. Pilot project ini diharapkan mampu memunculkan kompetisi serupa di negara lain. 

Kamis, 09 Februari 2012

Mengenal Batik

Batik adalah salah satu metode dalam pembuatan  bahan pakaian secara tradisional. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam pengenalan internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton yogyakarta dan Surakarta. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.